Facebook

Aksi Nyata 1, Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar


 

MENYEBARKAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR

Aksi Nyata

Topik Merdeka Belajar


TOPIK MERDEKA BELAJAR, 

1. Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik, 

2. Mendidik dan mengajar, 

3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh,

4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti, modul,

5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan



MODUL 1: 

MENGENALI DIRI DAN PERANNYA SEBAGAI PENDIDIK


a. Apa Peran Saya Sebagai Guru 

b. Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. 

Sebagai pendidik kita harus tahu apa kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.

Sebagai contoh: Saat ini kita berada pada era digital. Hal ini juga merambah pada dunia pendidikan. Hampir semua hal dalam dunia pendidikan menggunakan aplikasi dan platform digital. Mau tidak mau sebagai pendidik harus mengikuti perkembangan tersebut. Pendidik harus terus update ilmu terutama tentang perkembangan IT dan komunikasi digital.

a. Apa Peran Saya Sebagai Guru/pendidik?

Tidak dipungkiri bahwa peran pendidik amatlah penting bagi perkembangan murid. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui peran penting kita dalam dunia pendidikan khususnya pada pembelajaran yang kita lakukan.

Sebagai pendidik harus terus berinovasi dalam mengemban tugas. Harus terus mengembangkan diri baik teori-teori pembelajaran maupun praktik-praktik baik dalam pembelajaran.

b. Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya?

Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai pendidik, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Kita harus memproyeksikan diri, menjadi guru seperti apa di masa depan? 

Agar anak bisa meneladani dari setiap sikap dan perilaku kita dengan harapan ke depannya mereka bisa menerapkan dalam kehidupannya, dimana kehidupan masa depan mereka, sangat jauh berbeda dengan kehidupan kita sekarang. 

Agar anak memiliki bekal untuk bisa survive melanjutkan kehidupannya, sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan karakter yang baik kepada anak. Karakter yang dimaksud tentulah sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang saat ini didengung-dengungkan oleh Menteri Pendidikan kita yaitu Mas Menteri Nadim Makarim.



MODUL 2: 

MENDIDIK DAN MENGAJAR


a. Mendidik Menyeluruh

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang kita lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya? Apakah praktik mengajar kita sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?

Perlu ditingkatkan dan dikembangkan lagi, praktik-praktik baik dalam mengajar di kelas hinggalah menemukan sebuah formula yang ampuh untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas, agar kebutuhan anak akan belajar benar-benar terpenuhi.

b. Pendidikan selama satu abad

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Bapak Ibu Guru lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?

c. Menjadi Manusia Secara Utuh

Manusia memiliki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bagaimana peran pendidik dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin peserta didik untuk mencapai selamat dan bahagia? Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid tersebut?



MODUL 3: 

MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH


a. Kodrat Murid 

Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang murid, tentu harus memperhatikan beberapa hal terkait latar belakang muridnya. 

Dalam melakukan pembelajaran di kelas, perlu diperhatikan 3 hal terkait perbedaan latar belakang muridnya, yaitu: Kodrat keadaan, kodrat alam dan kodrat zaman. 

1) Kodrat keadaan, Pendidikan itu sangat dinamis, menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Lalu bagaimana kita sebagai pendidik bisa mengemudikan laju pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?

2) Kodrat Alam, Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dan lain-lain. Sebagai pendidik harus memahami kodrat alam masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dimana murid tinggal.

3) Kodrat Zaman, Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara mendidk dan mengajarpun harus menyesuaikan dengan situasi saat ini.  Sebagai pendidik dituntut untuk bisa mendidik dan mengajar murid sesuai dengan perubahan zaman.

Saat ini murid-murid hidup pada era digital. Maka sebagai pendidik harus tanggap dan menguasai digitalisasi pendidikan. Menggunakan cara mengajar yang selalu update. Misalnya pembelajaran menggunakan Google Form, Google Meet, Google Classroom dll.

b. Azas Trikon

Di antara beberapa azas pendidikan yang perlu diketahui oleh seorang pendidik antara lain, azas trikon. Sudah pernah dengar bukan? Mari kita lanjutkan ulasannya!

Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Seorang pendidik harus memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

1) Azas Trikon Kontinuitas, maksudnya tidak melupakan akar nilai budaya. Dalam pembelajaran selalu diselipkan nilai-nilai budaya positif yang ada dalam masyarakat.

2) Azas Trikon Konvergeni, maksudnya pendidikan harus memanusiakan manusia. Dalam pembelajaran, guru harus menghargai dan memberikan apresiasi kepada peserta didik, sekecil apapun prestasi yang ditunjukkan.

3) Azas Trikon Konsentris, maksudnya pendidikan itu harus menghargai keberagaman dan memerdekakan murid, ini harus kita terapkan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru harus menghargai keberagaman peserta didik. Keberagaman menyangkut latar belakang keluarga, ekonomi, termasuk keterbatasan fisik. Hal ini menyangkut gaya belajar anak yang harus kita ketahui dan bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran.


MODUL 4:

MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI PEKERTI


a. Budi Pekerti 

Setiap peserta didik memiliki kecerdasan berpikir masing-masing. Kecerdasan berpikir peserta didik harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Sebagai pendidik harus memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.

b. Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan

Teori ini berpendapat bahwa hal yang dominan dalam pendidikan anak adalah faktor bawaan atau hereditas. Dalam hal ini setiap anak membawa potensi yang diperoleh secara genetis dari pendahulunya termasuk ayah dan ibunya.

Fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi bawaan anak yang positif dan menyamarkan potensi bawaan anak yang negatif.


MODUL 5: 

PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN


a. Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia

1) Selamat dan Bahagia, Pendidikan seharusnya dapat mengantarkan peserta didik untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya. Pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya. 

2) Sistem Among, Sistem Among yang diciptakan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.

Ing Ngarsa Sung Tuladha, berarti sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan yang baik terkait sikap dan budi pekertinya sehari-hari terhadap peserta didik.

Ing Madya mangun Karsa, berarti sebagai pendidik harus bisa membangun semangat kepada peserta didik untuk giat belajar dan berbuat kebaikan.

Tut Wuri Handayani, berarti sebagai pendidik harus bisa memberikan dorongan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal yang bermanfaat.

3) Merdeka Belajar Abad 21, Kompetensi yang diharapkan di abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan peserta didik menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam belajar , menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Pendidik harus  memahami bagaimana murid merdeka belajar untuk mencapai kompetensi abad 21.

b. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid

1) Membimbing Murid, memperbaiki bangsa

Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. Pendidik harus memahami bagaimana perannya dalam memperbaiki bangsanya.

2) Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasama dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarkat untuk mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal dan kondusif bagi peserta didik. 

Bagaimana masing-masing elemen melibatkan diri dalam pendidikan agar selaras dan berkesinambungan demi tumbuh kembang peserta didik. 


Posting Komentar

0 Komentar